Gelar Praktikum, Mahasiswa Agroteknologi UMMA Sulap Gulma Eceng Gondok Jadi Kompos dan POC

    Gelar Praktikum, Mahasiswa Agroteknologi UMMA Sulap Gulma Eceng Gondok Jadi Kompos dan POC

    MAROS - - Bertempat di Dusun Mangai, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Maros, Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Semester 5 pada Fakultas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan Universitas Muslim Maros (UMMA), melakukan praktikum. Praktikum pembuatan Kompos dan Pupuk Organik Cair (POC) dengan memanfaatkan eceng gondok sebagai bahan utamanya. Sabtu, 21 Oktober 2023.

    Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tumbuhan yang ditemukan oleh Carl Friedich Philpp Von Martius, Ahli Botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824. Menemukannya ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungi Amazon, Brasil.

    Eceng Gondok dikenal sebagai gulma yang merugikan terutama kalangan petani. Hal ini dikarenakan tumbuhan tersebut sangat menginvasi pada ekosistem perairan yang menyerap banyak oksigen dan menurunkan kadar oksigen air terhadap perairan yang ditumbuhinya untuk proses evapotranspirasi.

    Praktikum ini merupakan bagian dari pembelajaran lapangan mata kuliah Budidaya Tanaman Hortikultura di bawah bimbingan Dosen Pengampu, Dr. Nining Haerani, S.P., M.P.

    "Praktikum diawali dengan mempersiapkan alat dan bahan pembuatan Kompos dan POC Eceng gondok antara lain: terpal, gombyor, papan talenan, parang/pisau, ember, pipa paralon, sekam, jerami,  kotoran sapi, EM4 sebagai bioaktivator dan tentu saja tumbuhan eceng gondok sebagai bahan utama. Sedangkan untuk pembuatan POC, terdiri dari jerigen, selang kecil, botol minuman bekas, ember, blender, gula pasir, air cucian beras, EM4 dan eceng gondok, " ungkap Dr. Nining dihadapan Mahasiswa Agroteknologi

    Lebih lanjut dijelaskan oleh Ibu Nining, bahwa Eceng gondok diambil dari wilayah perairan yang banyak ditumbuhi gulma ini. Kemudian dilakukan pencacahan agar memudahkan proses dekomposisi. Setelah semua eceng gondok tercacah, lalu dicampurkan bahan-bahan lain dan diproses fermentasi semi anaerob selama kurang lebih 3-4 minggu.

    "Untuk membuat POC, eceng gondok yang telah dicacah dihaluskan dengan blender dan dicampurkan bahan-bahan lainnya dan difermentasi secara anaerob, " tambahnya.

    Pada kesempatan itu, Dr. Nining Haerani menerangkan bahwa kompos dan POC Eceng gondok ini akan diaplikasikan ke tanaman hortikultura, seperti okra, kubis, cabai rawit, terung, pakcoy, dan bawang merah.

    "Kompos dan POC eceng gondok diharapkan bisa memperbaiki kesuburan tanah. Hasil penelitian eceng gondok segar memiliki kandungan kimia, antara lain: bahan organik 36, 59%, C organik 21, 23%, N total 0, 28%, P total 0, 0011?n K total 016%. Selain itu kandungan asam amino dan asam humat pada eceng gondok yang cukup tinggi. Secara umum, asam humat dan asam amino  dapat memperbaiki sifat kimia, fisik dan biologi tanah, " terang Dr. Nining Haerani mengakhiri penjelasannya.

    Citizen report: Aswadi Hamid - Mahasiswa UMMA

    umma gulma enceng gondok sampah organik
    Subhan Riyadi

    Subhan Riyadi

    Artikel Sebelumnya

    Sukseskan Konferensi Studi Nasional, PMKRI...

    Artikel Berikutnya

    Di Hadapan TPID Yogyakarta, Pj Sekprov Andi...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Welcomingi Dinner Delegasi World Water Forum ke-10 di GWK Siap Diamankan Polri
    KAHMI Sulsel Bakal Gelar Serial FGD, Cari Solusi Komprehensif Atasi Banjir dan Longsor
    Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan Agus Salim Secara Resmi Tutup  Turnamen Sepak Bola Kajati Sulsel Cup I 2024
    Polri Siap Amankan Welcoming Dinner Delegasi World Water Forum ke-10 di GWK
    DPR Apresiasi Jenderal Sigit Atas Penghargaan Bagi Satrio

    Ikuti Kami